Jumat, 27 Maret 2015

Laporan Akhir Nutrisi Tanaman



LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TANAMAN
“Pengaruh Pemberia Pupuk N, P dan K Terhadap Pertumbuhan
 Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Pada Media Pasir”
Disusun Oleh:
BOIDI IRIANTO J. MANIK
1206113706
LEONARDO DAVINCI
1206
MIA AUDINA
1206113

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2014  

KATA PENGANTAR
          Puji syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan atas ijin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir praktikum Nutrisi Tanaman yang berjudul “PENGARUH PEMBERIAN PUPUK N, P dan K TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA MEDIA PASIR’’.
            Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan saran secara materi dan dukungan moral. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada abang dan kakak asisten dosen pembimbing mata kuliah Nutrisi Tanaman yang telah memberikan banyak pengarahan dan masukan yang konstruktif kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
 Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, baik materi, tata bahasa maupun teknik penulisanya. Untuk itu kritik dan saran kearah penyempurnaan usulan makalah ini sangat penulis harapkan.

Pekanbaru,  Juni 2014

                                                                                                                        Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................    i
DAFTAR ISI........................................................................................... ... ii
BAB I.       PENDAHULUAN
                   1.1 Latar Belakang................................................................. ... 1
                   1.2 Tujuan............................................................................... ... 2
BAB II.      TINJAUAN PUSTAKA
                   2.1 Tanaman Padi (Oryza sativa L.)....................................... ... 3
                   2.2 Media Pasir....................................................................... ... 4
                   2.3 Pupuk Urea, TSP, dan KCl.............................................. ... 6
                   2.4 TKKS............................................................................... ... 8
BAB III.    BAHAN DAN METODE
                   3.1 Waktu dan Tempat........................................................... ... 11
                   3.2 Alat dan Bahan................................................................. ... 11
                   3.3 Prosedur Kerja.................................................................. ... 11
BAB IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN
                   4.1 Hasil.................................................................................. ... 13
                   4.2 Pembahasan...................................................................... ... 13
BAB V.      PENUTUP
                   4.1 Kesimpulan....................................................................... ... 16
                   4.2 Saran................................................................................. ... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

 


I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Tanaman padi adalah tanaman pangan yang paling banyak dibudidayakan. Di Indonesia sendiri tanaman padi menjadi sumber bahan makanan yang utama. Namun permasalahan yang sering timbul pada kegiatan budidaya tanaman padi adalah terjadinya penurunan produksi. Penurunan hasil ini salah satunya diakibatkan kurang tersedianya lahan yang cocok digunakan untuk penanaman padi.
            Penggunaan media tanam menentukan pertumbuhan tanaman. Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Salah satu media yang dapat digunakan selain tanah adalah pasir. Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Namun penggunaan pasir sebagai media tanam membutuhkan pemberian hara yang lebih intensif karena pasir memilki sifat yang tidak dapat mengikat air.
            Pasir memiliki sifat yaang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir tidak dapat mengikat air dan larutan hara.
Untuk mengatasi hal ini maka prlu dilakukan pemberian pupuk yang lebih banyak yang mengandung hara N,P, dan K. ketiga unsur hara ini dapat diperoleh dari pupuk Ure, TSP, dan KCl. Jika pasir tidak dapat menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman, maka pemberian pupuk perlu dilakukan untuk memenuhi kekurangan tersebut. Dalam memberikan unsur hara pada tanaman tentunya sangat penting dijaga keseimbangan dan pengaturan kadar pemberian unsur hara tersebut, sebab jika kelebihan dalam pemberiannya akan tidak baik dampaknya, demikian pula halnya jika yang diberikan tersebut krang dari takaran yang semestinya diberikan.
Efisiensi pemupukan dan pemupukan yang berimbang dapat diiakukan apabila memperhatikan status dan dinamika hara dalam tanah serta kebutuhan hara bagi tanaman untuk mencapai produksi optimum. Dengan pendekatan ini, maka dapat dihitung kebutuhan pupuk suatu tanaman pada berbagai kondisi tanah (status hara rendah, sedang dan tinggi) dan pada tanah-tanah lainnya pada tingkat famili yang sama. Untuk melihat peranan hara N,P, dan K dapat dilakukan dengan memberikan hara tersebut langsung pada tanaman melalui pemupukan. Dengan begitu, maka gejala defsiensi atau kekurangan unsur hara tersebut dapat diamati.
            Berdasarkan beberapa hal di atas maka dilakukan praktikum Nutrisi Tanaman untuk melihat fungsi hara pada tanaman dan mengamati gejala defisiensi hara tertentu.
1.2 Tujuan
            Pelaksanaan praktikum ini bertujuan untuk melihat peranan atau fungsi unsur hara N,P,dan K pada tanaman padi serta dapat mengamati gejala defisiensi hara tersebut.


           



II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Padi (Oryza sativa L.)
            Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras berupa rumput berumpun. Padi termasuk genus Oryza L. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan di daerah tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan hasil usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusahakan di daerah subtropika. Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan.
Ciri-ciri umum padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae (graminae atau glumiflorae). Terna semusim, berakar serabut, batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang daun sempurna dengan pelepah tegak,daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang,bagian bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula, tipe buah bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3mm hingga 15mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam.(Anonim, 2009).
Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut:, Divisi : Spermatophyta, Sub divisi : Angiospermae, Kelas : Monotyledonae, famili : Gramineae (Poaceae), Genus : Oryza, Spesies : Oryza spp.
Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air serta tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 45˚LU sampai 45˚LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah, padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22-27˚C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperatur 19-23˚C. Tanaman padi memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Selain itu, adanya angin akan berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan, tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman. (Anonim, 2009).
2.2 Media Pasir
            Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembaban daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara. Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Penggunaan pasir sebagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman.
            Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang.
Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal. Penggunaan pasir seoagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman.
Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang bersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk digunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicucii terlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat menyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).
            Faktor-faktor yang dijumpai di area pasir dalam pembudidayaan tanaman adalah :
1.      Kandungan unsur hara yang rendah
2.      Koloidal tanah yang rendah
3.      Pencucian unsur hara yang tinggi
4.      Tingkat erodibilitas yang tinggi
5.      Produktivitas lahan (ekonomiskah ).
2.3 Pupuk Urea, TSP, dan KCl
Pupuk Urea [(CO (NH2)2]
Pupuk Urea disebut pupuk Nitrogen (N), memiliki kandungan nitrogen 46 %. Urea dibuat dari reaksi antara amoniak dengan karbon dioksida dalam suatu proses kimia menjadi urea padat dalam bentuk prill (ukuran 1-3,35 mm) atau granul (ukuran 2-4,75 mm).  Nitrogen merupakan hara yang paling banyak dibutuhkan oleh tanaman kapas, dan waktu pembungaan sampai dengan pembuahan merupakan fase yang paling banyak memerlukan unsur nitrogen. Sedangkan fase pembuahan sangat memerlukan unsur P dan K dalam jumlah yang lebih banyak. Nitrogen (N) merupakan unsur hara makro yang paling banyak dibutuhkan tanaman, unsur nitrogen sangat berperan dalam fase vegetative tanaman. (Kadarwati, T,F,2006 ).
Urea merupakan pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 (ammonia) dengan CO2. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan ikatan hasil tambang minyak bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Dalam proses pembuatan Urea sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah yang banyak. Agar tidak mengganggu kadar biuret dalam Urea harus kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N yang Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH3, fosfor 15 % dalam bentuk P2O5, dan kalium 15 % dalam bentuk K2O. Sifat Nitrogen (pembawa nitrogen ) terutama dalam bentuk amoniak akan menambah keasaman tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman. (Hardjowigeno, 1992). Tinggi pada Urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. (Ruskandi, 1996).
Manfaat unsur hara nitrogen bagi tanaman antara lain:
·  Sebagai penyusun zat hijau daun (klorofil) yang sangat penting dalam proses fotosintesis tanaman dan membuat daun tanaman menjadi lebih hijau
·         Mempercepat pertumbuhan vegetatif (pembentukan anakan, tinggi tanaman, lebar daun), panjang malai, jumlah gabah dll.
·         Meningkatkan kadar protein hasil panen tanaman.
·         Bagian terpenting dari asam-asam amino, asam nucleat, dan klorofil.
Pupuk TSP
            Pupuk TSP adalah nutrient anorganik yang digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk pertanian. TSP artinya triple super phosphate. Rumus kimianya Ca(H2PO4). Kadar P2O5 pupuk ini sekitar 44-46%, namun di lapangan bisa mencapai 56 %. (Ruskandi, 1996).
Pupuk ini berbentuk butir-butir kecil dan berwarna abu-abu. Dengan kandungan unsur P2O5 min 46 % dapat memberikan kontribusi terbaik bagi pertumbuhan dan produksi tanaman. . Manfaat unsur P bagi tanaman adalah:
1.      Berperan dalam proses respirasi dan fotosintesis,
2.      Pemecahan karbohidrat untuk energi,
3.      Penyusunan asam nukleat,
4.      Berperan dalam pembentukan ADP & ATP
5.      Pembentukan bibit tanaman dan penghasil buah,
6.      Perangsang perkembangan akar sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap kekeringan,
7.      Memacu produksi buah serta biji dan mempercepat masa panen sehingga dapat mengurangi resiko keterlambatan waktu panen.
 Pupuk KCl (Kalium Klorida)
Pembuatan pupuk KCl melalui proses ekstraksi bahan baku (deposit K) yang kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui penyulingan untuk menghasilkan pupuk KCl. Kalium klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman.
Peran utama kalium ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Kandungan utama dari endapan tambang kalsium adalah KCl dan sedikit K2SO4. Hal ini disebabkan karena umumnya tercampur dengan bahan lain seperti kotoran, pupuk ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya mengandung K2O sampai 60 %. Pupuk Kalium (KCl) berfungsi mengurangi efek negative dari pupuk N, memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau dan karbohidrat pada buah juga ketahanan tanaman terhadap penyakit. (Ruskandi, 1996).
Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak, proses pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar Magnesium daun dapat menurun. Kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga aktivitas fotosintesa terganggu.
KCl sangat diperlukan untuk pembentukan gula, pati, karbohidrat, sintesis protein dan pembelahan sel di akar dan bagian lain dari tanaman. Ini membantu untuk mengatur keseimbangan air, meningkatkan kekakuan batang dan dingin tahan banting, meningkatkan rasa dan warna pada tanaman buah-buahan dan sayuran, meningkatkan isi minyak buah-buahan dan penting bagi tanaman berdaun. Seperti halnya dengan P, K uptake adalah tertinggi selama tahap-tahap pertumbuhan awal. K dikaitkan dengan batang kokoh dan perlawanan terhadap penyakit pada tumbuhan.
2.4 TKKS (tandan kosong kelapa sawit )

Tandan kosong sawit berfungsi ganda yaitu selain menambah hara ke  dalam tanah, juga meningkatkan kandungan bahan organik tanah yang sangat  diperlukan bagi perbaikan sifat fisik tanah. Dengan meningkatnya bahan organik  tanah maka struktur tanah semakin mantap dan kemampuan tanah menahan air  bertambah baik, perbaikan sifat fisik tanah tersebut berdampak positif terhadap  pertumbuhan akar dan penyerapan unsur hara (Deptan, 2006)  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh PPKS, Pabrik Minyak Sawit  menghasilkan limbah padat dan limbah cair memiliki potensi pemanfaatan sebagai  pupuk organik bagi tanaman kelapa sawit.
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)  merupakan bahan organik yang mengandung ; 42,8 % C, 2,90 % K2O, 0,80% N,  0,22% P2O5, 0,30% MgO dan unsur-unsur mikro antara lain 10 ppm B, 23 ppm  Cu dan 51 ppm Zn. Dalam setiap 1 ton Tandan Kosong sawit mengandung unsur  hara yang setara dengan 3 Kg Urea, 0,6 kg RP, 12 kg MOP dan 2 kg kiserit.  (Humas, 2008)  Tandan kosong ditumpuk dan dibiarkan sampai membusuk tidak akan menjadi kompos organik yang bermutu karena nilai C/N masih tinggi.  
Pengomposan adalah penurunan rasio atau perbandingan antara karbohidrat dan nitrogen dengan singkatan nilai C/N. Bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan / kotoran hewan yang masih segar mempunyai nilai C/N yang tinggi antara 50 – 400 (kayu yang tua). Bahan oprganik dapat diserap tanah adalah mempunyai C/N yang sama dengan tanah ialah sekitar 10 – 12 oleh karena itu 7Universitas SumateraUtaralimbah sawit (cair dan padat) yang mempunyai nilai C/N tinggi harus diturunkan. (IOPRI, 2002). Dekomposisi tandan kosong kelapa sawit secara alami sangat lambat, memerlukan waktu yangcukup lama yaitu antara 6 – 12 bulan.
Menurut Khalid dkk (2000) kecepatan dekomposisi TKS di lapangan dipengaruhi oleh iklim makro, iklim mikro, kualitas bahan dan aktivitas organisme pada areal tersebut. Secara rata-rata residu tanaman kelapa sawit di lapangan terdekomposisi selama 12 – 18 bulan. Komponen bahan padat terbesar TKS terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin dalam jumlah yang lebih kecil sehingga limbah TKS ini disebut juga lignoselulosa.
Menurut Syafwina et al (2002) dalam Hermiati dkk (2010) kandungan selulosa,hemiselulosa dan lignin pada tandan kosong kelapa sawit adalah 41,30 – 46,50 % selulosa, 25,30 – 33,80 % hemiselulosa dan 27,60 – 32,50 % lignin.Deptan (2006) menyatakan melalui kegiatan mikroorganisme tanah atau proses mineralisasi, unsur hara yang didapati pada tandan kosong kelapa sawit kembali ke dalam tanah. Namun unsur hara tersebut tidak seluruhnya dapat diserap oleh akar tanaman disebabkan terimmobilisasi (digunakan langsungolehmikroorganisme tanah untuk menunjang kelangsungan hidupnya


  


III. BAHAN DAN METODA
3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan yang dimulai dari bulan maret sampai bulan mei. Praktikum dilaksanakan setiap hari senin pukul 15.00 WIB sesuai dengan jadwal praktikum yang ditentukan. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Riau.
3.2 Alat dan Bahan
            Peralatan yang digunakan pada pelaksanaan praktikum ini adalah cangkul, alat ukur, kamera, ember, timbangan, pengaduk, alat tulis, dan oven.
            Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah benih padi, polybag, pasir, kertas label, amplop, aquades, dan botol plastik.

3.3 Prosedur Kerja
            Sebelum dilakukan penanaman pada polybag, telebih dahulu dibersihkan tempat yang mau dijadikan lokasi pengamatan. Kemudian polybag di isi pasir sebanyak 7 kg, untuk selanjutnya ditempatkan ditempat yang telah dibersihkan sebanyak 3 polybag/ kelompok atau sebanyak 24 polybag untuk 8 kelompok yang komoditinya padi. Polybak disusun 3 baris dan memanjang kebelakang. Setiap polybag diberi label masing – masing kelompok dan menurut perlakuannya masing – masing. Kemudian biji padi ditanam sebanyak 3 biji tanaman dalam setiap polybagnya. Penanaman yang telah berlangsung selama dua minggu, pemupukan juga dilakukan bersamaan dengan pengukuran parameter tanaman sampai minggu ke 6.

Pemberian pupuk terhadap tanaman berbeda jenis dan perlakuannya, sebagai berikut:
1.       Kelompok 9 dijadikan sebagai control atau tanpa perlakuan (N0P0K0)
2.      Kelompok 10 diberi hanya dengan pupuk Urea (N) (N1K0P0) 
3.      Kelompok 11 diberi hanya dengan pupuk TSP (P) (N0P1K0)
4.      Kelompok 12 diberi hanya dengan pupuk KCl (K)  (N0P0K1)
5.      Kelompok 13 diberi dengan pupuk Urea dan TSP (N1P1K0)
6.      Kelompok 14 diberi dengan pupuk Urea dan KCl (N1P0K1)
7.      Kelompok 15 diberi dengan pupuk TSP  dan KCl (N0P1K1)
8.      Kelompok 16 diberi semua pupuk Urea, TSP, dan KCl (N1P1K1)
Tanaman yang telah dibudidayakan selama 6 minggu kemudian dicabut untuk pengambilan data berat tanaman (per sampel). Tanaman dan akar tanaman dipotong dan ditimbang berat basahnya, begitu selanjutnya untuk setiap tanaman. Setelah tanaman ditimbang masukkan kedalam oven selama 24 jam untuk mancari berat kering tanaman.





IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
            Hasil pengamatan pada pelaksanaan praktikum tersebut ditunjukkan pada table berikut:
TABEL DATA TANAMAN PADI

Tabel 1 hasil tinggi tanaman padi
Perlakuan pupuk
Tinggi tanaman
Npk0
18.367 d
Npk1
46.000 a
Npk2
43.033 ab
Npk3
42.667 ab
Npk4
32.800 bc
Npk5
36.233 abc
Npk6
24.567 cd
Npk7
37.90 ab
Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata menurut uji DNMRT pada taraf 5%

Tabel 2 hasil jumlah daun pada tanaman padi
Perlakuan pupuk
Jumlah daun
Npk0
6.33 a
Npk1
5.33 a
Npk2
1133 a
Npk3
8.00 a
Npk4
8.00 a
Npk5
8.00 a
Npk6
6.33 a
Npk7
6.33 a
Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata menurut uji DNMRT pada taraf 5%
4.2 Pembahasan
            Pada tabel tinggi tanaman tersebut menunjukkan bahwa semua perlakuan mulai dari yang control (N0P0K0) sampai N1P1K1 memiliki tinggi tanaman yang berbeda dengan perlakuan yang lainnya. Namun pertumbuhan tinggi tanaman tidak sesuai dengan teorinya, yakni seharusnya yang diberi perlakuan N1P1K1 lah yang paling tinggi ternyata justru perlakuan N1P0K0 yang paling tinggi pertambahan tanamannya. Kemungkinan hal ini dikarenakan adanya factor – factor yang menyebabkan tersedianya unsur hara yang kurang cukup ataupun seimbang dalam pemberiannya.
            Salah satu faktor yang menunjang tanaman untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal adalah ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang cukup di dalam tanah. Jika pasir tidak dapat menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman, maka pemberian pupuk perlu dilakukan secara tepat dan berkala untuk memenuhi kekurangan tersebut. Setiap jenis unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, tentunya memiliki fungsi, kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam memberikan unsur hara pada tanaman tentunya sangat penting dijaga keseimbangan dan pengaturan kadar pemberian unsur hara tersebut, sebab jika kelebihan dalam pemberiannya akan tidak baik dampaknya, demikian pula halnya jika yang diberikan tersebut kurang dari takaran yang semestinya diberikan. Efisiensi pemupukan dan pemupukan yang berimbang dapat dilakukan apabila memperhatikan status dan dinamika hara dalam tanah serta kebutuhan hara bagi tanaman untuk mencapai pertumbuhan optimum.
 Dari table 2 jumlah daun tanaman menunjukkan bahwa yang terbanyak terdapat pada perlakuan pada perlakuan P15 dan P16 lebih tinggi dari perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa unsur hara yang paling banyak diserap tanaman adalah pada perlakuan N0P1K0.  Banyaknya jumlah daun juga menunjukkan perbedaan banyaknya anakan yang muncul pada masing-masing perlakuan yang diwakilkan dengan penghitungan daunnya.
            Beberapa perlakuan juga menunjukkan adanya gejala defisiensi atau kekurangan unsur hara, yang menyebabkan adanya tanaman yang mati. Gejala defisiensi hara tersebut kemungkinan dikarenakan kurangnya hara yang dibutukan pada beberapa perlakuan dan kurangnya penyiraman. Selain itu, gejala defisiensi tersebut juga kemungkinan karena pemupukan dilakukan hanya dua kali, sehingga hara yang ada tersebut tidak mencukupi dalam proses metabolisme tanaman tersebut karena sifat pupuk yang higroskopis apalagi diberi pada media pasir yang system aerase dan drainasenya yang tinggi.
             Sementara pada perlakuan (N0P0K0) yang merupakan kontrol memiliki pertumbuhan yang paling rendah rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan tidak adanya hara yang ditambahkan. Namun, hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman padi tersebut masih dapat mengalami pertumbuhan dan memunculkan anakan.


  


 

V.PENUTUP
5.1.Kesimpulan
            Berdasarkan pelaksanaan praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1.      Penggunaan pasir sebagai media tanam padi masih dapat dilakukan tetapi membutuhkan penambahan unsur hara mikro tertentu.
2.      Perlakuan N1P1K1 tidak menunjukkan pertumbuhan tanaman yang paling optimum dibandingkan dengan perlakuan lainnya karena adanya kesalahan dalam pemberian pupuk atau factor – factor yang lainnya.
3.      Unsur hara tertentu memiliki fungsi masing-masing pada tanaman, dan apabila kurang tersedia tanaman akan menunjukkan gejala defisiensi hara tersebut.
4.      Perlakuan N0P0K0 sebagai kontrol memiliki pertumbuhan tanaman paling minimum karena tidak adanya penambahan hara.

5.2.Saran
            Pemberian pupuk yang mengandung hara N, P, dan K dianjurkan untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman padi yang optimum dan untuk menghindari gejala defisiensi yang timbul. Sementara pada pelaksanaan praktikum sebaiknya pemupukan tidak dilakukan hanya 2 kali, untuk menghindari adanya tanaman yang cepat mati akibat defisiensi unsur hara.





DAFTAR PUSTAKA
Acehpedia. 2010. Fungsi Unsur Hara. http://acehpedia.org/Fungsi_Unsur_Hara. Diakses pada 18            Mei 2012.
Anonim. 2009. Fungsi Unsur Hara. http://acehpedia.org/Fungsi_Unsur_Hara.             http://acehpedia.org/Fungsi_Unsur_Hara. Diakses pada 18   Mei 2012.
Anonim. 2009. Padi.http://Wikipedia padi.org/ (Diakses pada tanggal 18 Mei 2012).
Kadarwati, T, F. 2006. Pemupukan Rasional dalam Upaya Peningkatan Produktivitas Kapas.       Malang: Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat. Jurnal Perspektif. Volume 5 (2)   : 59 – 70.
Handiri. 2010. Ketersediaan Dan Siklus Hara Nitrogen Serta Cara Untuk   Mempertahankannya. http://handiri.wordpress.com/2010/10/25/ketersediaan-dan-siklus-hara-nitrogen-serta-cara-untuk-mempertahankannya/ (Diakses pada tanggal 18 Mei 2012).
Ruhnayat, Agus. 2007. Penentuan Kebutuhan Pokok Unsur Hara N, P, K untuk    Pertumbuhan Tanaman Panili (Vanilla planifolia Andrews). Jakarta: Balai    Penelitian Tanaman Obat        dan Aromatik. Buletin Littro. Volume 18 (1) :      49 – 59.
Ruskandi, 1996. Tingkat Dosis Pupuk dalam Upaya Peningkatan Produktivitas Kapas. Malang: Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat. Jurnal perspektif. Volume 6(1)   : 22 - 34
Suyamto dan Z. Arifin. 2002. Bio-teknologi pupuk organik. Sidoarjo: Universitas   Muhamadiyah,            Sidoarjo.           
Soebiham. 1996. Prinsip – Prinsip Dasar Uji Tanah. Bogor: Institut Pertanian       Bogor.
Wijanarko, A dan Taufiq, A. 2008. Kalibrasi P pada Tanaman Kacang Tanah di   Tanah Ultisol.             Malang: Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan       Umbi-umbian. Jurnal Agrivigor. Volume 7 (3)   : 272 – 281.
Winarso, S. 2003. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan Dan Kualitas Tanah. Jember:         Gava    Media.
Yukamgo, E. dan Yuwono, W, N. 2007.  Peran silikon sebagai unsur bermanfaat pada     Tanaman         Tebu. Yogyakarta: UGM. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan.      Volume 7 (2)  : 103-116.

Perhitungan Kebutuhan Pupuk Pada Tanaman Padi

Dik      :           Berat Pasir                   : 7 Kg
                        Berat Jenis Tanah        : 2 x 106
Dosis Anjuran Urea    : 250 kg/ha
Dosis Anjuran TSP     : 100 kg/ha
Dosis Anjuran KCl     : 100 kg/ha
Dit       : Berapa kebutuhan pupuk/polybag…………?
Jawab  :
Kebutuhan pupuk Urea  = 
                                                           =
                                                           =
                                                           = 700 x 10-6  kg/ polibag
                                                           = 700 x 10-6  x 103 g/ polibag
                                                           = 700 x  10-3 g/ polybag
Kebutuhan pupuk TSP  = 
                                                           =
                                                           =
                                                           = 3,5 x 10-4  kg/ polibag
                                                           = 3,5 x 10-4  x 103 g/ polibag
                                                           =  0,35 g/ polibag
Kebutuhan pupuk KCl  = 
                                                           =
                                                           =
                                                           = 2,1 x 10-4  kg/ polibag
                                                           = 2,1 x 10-4  x 103 g/ polibag
            =  0,21 g/ polibag





Data SASS tanaman padi


                                            The SAS System            21:37 Thursday, June 7, 2014   1

                                         The ANOVA Procedure

                                       Class Level Information

                   Class         Levels    Values

                   npk                8    npk0 npk1 npk2 npk3 npk4 npk5 npk6 npk7


                               Number of Observations Read          24
                               Number of Observations Used          24


                                            The SAS System            21:37 Thursday, June 7, 2014   2

                                         The ANOVA Procedure

Dependent Variable: tt

                                                 Sum of
         Source                      DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > F

         Model                        7     1932.896250      276.128036       6.29    0.0012

         Error                       16      702.493333       43.905833

         Corrected Total             23     2635.389583


                          R-Square     Coeff Var      Root MSE       tt Mean

                          0.733439      18.82651      6.626148      35.19583


         Source                      DF        Anova SS     Mean Square    F Value    Pr > F

         npk                          7     1932.896250      276.128036       6.29    0.0012


                                            The SAS System            21:37 Thursday, June 7, 2014   3

                                         The ANOVA Procedure

Dependent Variable: jd

                                                 Sum of
         Source                      DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > F

         Model                        7     112.6250000      16.0892857       1.67    0.1865

         Error                       16     154.0000000       9.6250000

         Corrected Total             23     266.6250000


                          R-Square     Coeff Var      Root MSE       jd Mean

                          0.422410      39.39579      3.102418      7.875000


         Source                      DF        Anova SS     Mean Square    F Value    Pr > F

         npk                          7     112.6250000      16.0892857       1.67    0.1865
                                            The SAS System            21:37 Thursday, June 7, 2014   4

                                         The ANOVA Procedure

                                 Duncan's Multiple Range Test for tt

  NOTE: This test controls the Type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate.


                                  Alpha                        0.05
                                  Error Degrees of Freedom       16
                                  Error Mean Square        43.90583


     Number of Means          2          3          4          5          6          7          8
     Critical Range       11.47      12.03      12.38      12.61      12.79      12.92      13.01


                      Means with the same letter are not significantly different.


                           Duncan Grouping          Mean      N    npk

                                    A             46.000      3    npk1
                                    A
                               B    A             43.033      3    npk2
                               B    A
                               B    A             42.667      3    npk3
                               B    A
                               B    A             37.900      3    npk7
                               B    A
                               B    A    C        36.233      3    npk5
                               B         C
                               B         C        32.800      3    npk4
                                         C
                                    D    C        24.567      3    npk6
                                    D
                                    D             18.367      3    npk0


                                            The SAS System            21:37 Thursday, June 7, 2014   5

                                         The ANOVA Procedure

                                 Duncan's Multiple Range Test for jd

  NOTE: This test controls the Type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate.


                                  Alpha                        0.05
                                  Error Degrees of Freedom       16
                                  Error Mean Square           9.625


     Number of Means          2          3          4          5          6          7          8
     Critical Range       5.370      5.631      5.794      5.906      5.987      6.048      6.093


                      Means with the same letter are not significantly different.


                      Duncan Grouping          Mean      N    npk

                                    A        11.333      3    npk4
                                    A
                                    A        11.333      3    npk2
                                    A
                                    A         8.000      3    npk5
                                    A
                                    A         8.000      3    npk3
                                    A
                                    A         6.333      3    npk0
                                    A
                                    A         6.333      3    npk7
                                    A
                                    A         6.333      3    npk6
                                    A
                                    A         5.333      3    npk1












Tabel anova tinggi tanaman padi
Sk
db
Jk
Kt
F hit
F tab
Npk
7
1932.89
276.12
6.29
0.0012
Galat
16
702.49
43.90


Total
23
2635.38



Kk= 18.82%

Tabel anova jumlah daun padi
Sk
db
Jk
Kt
F hit
F tab
Npk
7
112.62
16.08
1.67
0.18
Galat
16
154.00
9.62


Total
23
266.62



Kk= 39,39 %
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar