LAPORAN
PRAKTIKUM NUTRISI TANAMAN
“Pengaruh
Pemberia Pupuk N, P dan K Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Pada Media Pasir”
Disusun
Oleh:
BOIDI
IRIANTO J. MANIK
1206113706
LEONARDO
DAVINCI
1206
MIA
AUDINA
1206113
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2014
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan atas ijin-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir praktikum Nutrisi Tanaman
yang berjudul “PENGARUH PEMBERIAN PUPUK
N, P dan K TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA MEDIA PASIR’’.
Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan dukungan dan saran secara materi dan dukungan moral. Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada abang dan kakak asisten dosen pembimbing
mata kuliah Nutrisi Tanaman yang telah memberikan banyak pengarahan dan masukan
yang konstruktif kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan
ini masih banyak kekurangan, baik materi, tata bahasa maupun teknik
penulisanya. Untuk itu kritik dan saran kearah penyempurnaan usulan makalah ini
sangat penulis harapkan.
Pekanbaru, Juni 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................
i
DAFTAR
ISI........................................................................................... ... ii
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang................................................................. ... 1
1.2 Tujuan............................................................................... ... 2
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Padi (Oryza sativa L.)....................................... ... 3
2.2 Media Pasir....................................................................... ... 4
2.3 Pupuk Urea, TSP, dan KCl.............................................. ... 6
2.4 TKKS............................................................................... ... 8
BAB
III. BAHAN DAN METODE
3.1
Waktu dan Tempat........................................................... ... 11
3.2 Alat dan Bahan................................................................. ... 11
3.3 Prosedur Kerja.................................................................. ... 11
BAB
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil.................................................................................. ... 13
4.2
Pembahasan...................................................................... ... 13
BAB
V. PENUTUP
4.1
Kesimpulan....................................................................... ... 16
4.2 Saran................................................................................. ... 16
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman
padi adalah tanaman pangan yang paling banyak dibudidayakan. Di Indonesia
sendiri tanaman padi menjadi sumber bahan makanan yang utama. Namun
permasalahan yang sering timbul pada kegiatan budidaya tanaman padi adalah
terjadinya penurunan produksi. Penurunan hasil ini salah satunya diakibatkan kurang
tersedianya lahan yang cocok digunakan untuk penanaman padi.
Penggunaan media tanam menentukan
pertumbuhan tanaman. Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok
tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman
yang ingin ditanam. Salah satu media yang dapat digunakan selain tanah adalah
pasir. Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan
fungsi tanah. Namun penggunaan pasir sebagai media tanam membutuhkan pemberian
hara yang lebih intensif karena pasir memilki sifat yang tidak dapat mengikat
air.
Pasir memiliki sifat yaang cepat
kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah
cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Selain itu, keunggulan media tanam
pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi
serta drainase media tanam. memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori
makro) maka pasir tidak dapat mengikat air dan larutan hara.
Untuk
mengatasi hal ini maka prlu dilakukan pemberian pupuk yang lebih banyak yang
mengandung hara N,P, dan K. ketiga unsur hara ini dapat diperoleh dari pupuk
Ure, TSP, dan KCl. Jika pasir tidak dapat menyediakan unsur hara yang cukup
bagi tanaman, maka pemberian pupuk perlu dilakukan untuk memenuhi kekurangan
tersebut. Dalam memberikan unsur hara pada tanaman tentunya sangat penting
dijaga keseimbangan dan pengaturan kadar pemberian unsur hara tersebut, sebab
jika kelebihan dalam pemberiannya akan tidak baik dampaknya, demikian pula
halnya jika yang diberikan tersebut krang dari takaran yang semestinya
diberikan.
Efisiensi
pemupukan dan pemupukan yang berimbang dapat diiakukan apabila memperhatikan
status dan dinamika hara dalam tanah serta kebutuhan hara bagi tanaman untuk
mencapai produksi optimum. Dengan pendekatan ini, maka dapat dihitung kebutuhan
pupuk suatu tanaman pada berbagai kondisi tanah (status hara rendah, sedang dan
tinggi) dan pada tanah-tanah lainnya pada tingkat famili yang sama. Untuk
melihat peranan hara N,P, dan K dapat dilakukan dengan memberikan hara tersebut
langsung pada tanaman melalui pemupukan. Dengan begitu, maka gejala defsiensi
atau kekurangan unsur hara tersebut dapat diamati.
Berdasarkan beberapa hal di atas
maka dilakukan praktikum Nutrisi Tanaman untuk melihat fungsi hara pada tanaman
dan mengamati gejala defisiensi hara tertentu.
1.2 Tujuan
Pelaksanaan praktikum ini bertujuan
untuk melihat peranan atau fungsi unsur hara N,P,dan K pada tanaman padi serta
dapat mengamati gejala defisiensi hara tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Padi (Oryza
sativa L.)
Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras berupa
rumput berumpun. Padi termasuk genus Oryza L. Di Indonesia pada mulanya tanaman
padi diusahakan di daerah tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya orang
berusaha memantapkan hasil usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah
hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis
ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusahakan di daerah subtropika. Padi
dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran
tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan.
Ciri-ciri
umum padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae (graminae atau
glumiflorae). Terna semusim, berakar serabut, batang sangat pendek, struktur
serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang daun
sempurna dengan pelepah tegak,daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga
hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan
jarang,bagian bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga
disebut floret yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula, tipe
buah bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk
hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3mm hingga 15mm, tertutup oleh palea dan
lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam.(Anonim, 2009).
Klasifikasi botani tanaman padi adalah
sebagai berikut:, Divisi
: Spermatophyta, Sub divisi : Angiospermae, Kelas : Monotyledonae, famili :
Gramineae (Poaceae), Genus : Oryza, Spesies : Oryza spp.
Tanaman padi
dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air
serta tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 45˚LU sampai 45˚LS dengan cuaca
panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan
yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di
musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air
irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat
menurun karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah, padi memerlukan
ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22-27˚C sedangkan di dataran tinggi
650-1.500 m dpl dengan temperatur 19-23˚C. Tanaman padi memerlukan penyinaran
matahari penuh tanpa naungan. Selain itu, adanya angin akan berpengaruh pada
penyerbukan dan pembuahan, tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman.
(Anonim, 2009).
2.2 Media
Pasir
Media
tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang
akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam.
Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda
habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Secara umum, media tanam harus dapat
menjaga kelembaban daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat
menahan ketersediaan unsur hara. Pasir sering digunakan sebagai media tanam
alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai
dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan
bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering
akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup
umur untuk dipindahkan ke media lain. Selain itu, keunggulan media tanam pasir
adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta
drainase media tanam. Penggunaan pasir sebagai media tanam sering
dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil,
batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman.
Pasir
sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi
tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai
media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek
batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan
bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain.
Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang.
Selain
itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat
meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Oleh karena memiliki
pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan
cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap
proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau
angin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan
yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan
sebagai media tanam secara tunggal. Penggunaan pasir seoagai media tanam sering
dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil,
batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman.
Pasir
pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang bersalinitas tinggi
merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk digunakan sebagai media tanam,
kendati pasir tersebut sudah dicucii terlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi
pada media tanam dapat menyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu,
organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar
yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).
Faktor-faktor yang dijumpai di area
pasir dalam pembudidayaan tanaman adalah :
1. Kandungan
unsur hara yang rendah
2. Koloidal
tanah yang rendah
3. Pencucian
unsur hara yang tinggi
4. Tingkat
erodibilitas yang tinggi
5. Produktivitas
lahan (ekonomiskah ).
2.3 Pupuk Urea, TSP, dan KCl
Pupuk Urea [(CO (NH2)2]
Pupuk Urea disebut pupuk
Nitrogen (N), memiliki kandungan nitrogen 46 %. Urea dibuat dari reaksi antara
amoniak dengan karbon dioksida dalam suatu proses kimia menjadi urea padat
dalam bentuk prill (ukuran 1-3,35 mm) atau granul (ukuran 2-4,75 mm). Nitrogen merupakan hara yang paling banyak
dibutuhkan oleh tanaman kapas, dan waktu pembungaan sampai dengan pembuahan
merupakan fase yang paling banyak memerlukan unsur nitrogen. Sedangkan fase
pembuahan sangat memerlukan unsur P dan K dalam jumlah yang lebih banyak.
Nitrogen (N) merupakan unsur hara makro yang paling banyak dibutuhkan tanaman,
unsur nitrogen sangat berperan dalam fase vegetative tanaman. (Kadarwati,
T,F,2006 ).
Urea merupakan pupuk
buatan hasil persenyawaan NH4 (ammonia) dengan CO2. Bahan dasarnya biasanya
berupa gas alam dan merupakan ikatan hasil tambang minyak bumi. Kandungan N
total berkisar antara 45-46 %. Dalam proses pembuatan Urea sering terbentuk
senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah
yang banyak. Agar tidak mengganggu kadar biuret dalam Urea harus kurang 1,5-2,0
%. Kandungan N yang Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur
hara utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15 %
dalam bentuk NH3, fosfor 15 % dalam bentuk P2O5,
dan kalium 15 % dalam bentuk K2O. Sifat Nitrogen (pembawa nitrogen )
terutama dalam bentuk amoniak akan menambah keasaman tanah yang dapat menunjang
pertumbuhan tanaman. (Hardjowigeno, 1992). Tinggi pada Urea sangat dibutuhkan
pada pertumbuhan awal tanaman. (Ruskandi, 1996).
Manfaat unsur
hara nitrogen bagi tanaman antara lain:
·
Sebagai penyusun zat
hijau daun (klorofil) yang sangat penting dalam proses fotosintesis tanaman dan
membuat daun tanaman menjadi lebih hijau
·
Mempercepat pertumbuhan
vegetatif (pembentukan anakan, tinggi tanaman, lebar daun), panjang malai,
jumlah gabah dll.
·
Meningkatkan kadar
protein hasil panen tanaman.
·
Bagian terpenting dari
asam-asam amino, asam nucleat, dan klorofil.
Pupuk TSP
Pupuk
TSP adalah nutrient anorganik yang digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk
pertanian. TSP artinya triple super phosphate. Rumus kimianya Ca(H2PO4). Kadar
P2O5 pupuk ini sekitar 44-46%, namun di lapangan bisa mencapai 56 %.
(Ruskandi, 1996).
Pupuk
ini berbentuk butir-butir kecil dan berwarna abu-abu. Dengan kandungan unsur
P2O5 min 46 % dapat memberikan kontribusi terbaik bagi pertumbuhan dan produksi
tanaman. . Manfaat unsur P bagi tanaman adalah:
1. Berperan
dalam proses respirasi dan fotosintesis,
2. Pemecahan
karbohidrat untuk energi,
3. Penyusunan
asam nukleat,
4. Berperan
dalam pembentukan ADP & ATP
5. Pembentukan
bibit tanaman dan penghasil buah,
6. Perangsang
perkembangan akar sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap kekeringan,
7. Memacu
produksi buah serta biji dan mempercepat masa panen sehingga dapat mengurangi
resiko keterlambatan waktu panen.
Pupuk KCl (Kalium Klorida)
Pembuatan pupuk KCl
melalui proses ekstraksi bahan baku (deposit K) yang kemudian diteruskan dengan
pemisahan bahan melalui penyulingan untuk menghasilkan pupuk KCl. Kalium
klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk
tunggal. Kalium satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman.
Peran utama kalium ialah
sebagai aktivator berbagai enzim. Kandungan utama dari endapan tambang kalsium
adalah KCl dan sedikit K2SO4. Hal ini disebabkan karena
umumnya tercampur dengan bahan lain seperti kotoran, pupuk ini harus dimurnikan
terlebih dahulu. Hasil pemurniannya mengandung K2O sampai 60 %.
Pupuk Kalium (KCl) berfungsi mengurangi efek negative dari pupuk N, memperkuat
batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau dan karbohidrat pada buah
juga ketahanan tanaman terhadap penyakit. (Ruskandi, 1996).
Kekurangan hara kalium
menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak, proses pengangkutan hara
pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya mengurangi produksi.
Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar
Magnesium daun dapat menurun. Kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga
aktivitas fotosintesa terganggu.
KCl
sangat diperlukan untuk pembentukan gula, pati, karbohidrat, sintesis protein
dan pembelahan sel di akar dan bagian lain dari tanaman. Ini membantu untuk
mengatur keseimbangan air, meningkatkan kekakuan batang dan dingin tahan
banting, meningkatkan rasa dan warna pada tanaman buah-buahan dan sayuran,
meningkatkan isi minyak buah-buahan dan penting bagi tanaman berdaun. Seperti
halnya dengan P, K uptake adalah tertinggi selama tahap-tahap pertumbuhan awal.
K dikaitkan dengan batang kokoh dan perlawanan terhadap penyakit pada tumbuhan.
2.4 TKKS (tandan kosong kelapa sawit )
Tandan kosong sawit berfungsi ganda yaitu selain menambah
hara ke dalam tanah, juga meningkatkan
kandungan bahan organik tanah yang sangat diperlukan bagi perbaikan sifat fisik tanah.
Dengan meningkatnya bahan organik tanah
maka struktur tanah semakin mantap dan kemampuan tanah menahan air bertambah baik, perbaikan sifat fisik tanah
tersebut berdampak positif terhadap pertumbuhan
akar dan penyerapan unsur hara (Deptan, 2006) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
PPKS, Pabrik Minyak Sawit menghasilkan
limbah padat dan limbah cair memiliki potensi pemanfaatan sebagai pupuk organik bagi tanaman kelapa sawit.
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan bahan organik yang mengandung ; 42,8
% C, 2,90 % K2O, 0,80% N, 0,22% P2O5,
0,30% MgO dan unsur-unsur mikro antara lain 10 ppm B, 23 ppm Cu dan 51 ppm Zn. Dalam setiap 1 ton Tandan
Kosong sawit mengandung unsur hara yang
setara dengan 3 Kg Urea, 0,6 kg RP, 12 kg MOP dan 2 kg kiserit. (Humas, 2008) Tandan kosong ditumpuk dan dibiarkan sampai
membusuk tidak akan menjadi kompos organik yang bermutu karena nilai C/N masih
tinggi.
Pengomposan adalah penurunan rasio atau perbandingan antara
karbohidrat dan nitrogen dengan singkatan nilai C/N. Bahan organik yang berasal
dari tanaman atau hewan / kotoran hewan yang masih segar mempunyai nilai C/N
yang tinggi antara 50 – 400 (kayu yang tua). Bahan oprganik dapat diserap tanah
adalah mempunyai C/N yang sama dengan tanah ialah sekitar 10 – 12 oleh karena
itu 7Universitas SumateraUtaralimbah sawit (cair dan padat) yang
mempunyai nilai C/N tinggi harus diturunkan. (IOPRI, 2002). Dekomposisi tandan
kosong kelapa sawit secara alami sangat lambat, memerlukan waktu yangcukup lama
yaitu antara 6 – 12 bulan.
Menurut Khalid dkk (2000) kecepatan dekomposisi TKS di
lapangan dipengaruhi oleh iklim makro, iklim mikro, kualitas bahan dan
aktivitas organisme pada areal tersebut. Secara rata-rata residu tanaman kelapa
sawit di lapangan terdekomposisi selama 12 – 18 bulan. Komponen bahan padat
terbesar TKS terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin dalam jumlah yang
lebih kecil sehingga limbah TKS ini disebut juga lignoselulosa.
Menurut Syafwina et al (2002) dalam Hermiati dkk (2010) kandungan
selulosa,hemiselulosa dan lignin pada tandan kosong kelapa sawit adalah 41,30 –
46,50 % selulosa, 25,30 – 33,80 % hemiselulosa dan 27,60 – 32,50 %
lignin.Deptan (2006) menyatakan melalui kegiatan mikroorganisme tanah atau
proses mineralisasi, unsur hara yang didapati pada tandan kosong kelapa sawit
kembali ke dalam tanah. Namun unsur hara tersebut tidak seluruhnya dapat
diserap oleh akar tanaman disebabkan terimmobilisasi (digunakan langsungolehmikroorganisme
tanah untuk menunjang kelangsungan hidupnya
III.
BAHAN DAN METODA
3.1 Waktu
dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan yang dimulai dari bulan maret
sampai bulan mei. Praktikum dilaksanakan setiap hari senin pukul 15.00 WIB
sesuai dengan jadwal praktikum yang ditentukan. Praktikum dilaksanakan di
Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Riau.
3.2 Alat
dan Bahan
Peralatan
yang digunakan pada pelaksanaan praktikum ini adalah cangkul, alat ukur, kamera,
ember, timbangan, pengaduk, alat tulis, dan oven.
Sedangkan
bahan-bahan yang digunakan adalah benih padi, polybag, pasir, kertas label,
amplop, aquades, dan botol plastik.
3.3 Prosedur
Kerja
Sebelum
dilakukan penanaman pada polybag, telebih dahulu dibersihkan tempat yang mau
dijadikan lokasi pengamatan. Kemudian polybag di isi pasir sebanyak 7 kg,
untuk selanjutnya ditempatkan ditempat yang telah dibersihkan sebanyak 3
polybag/ kelompok atau sebanyak 24 polybag untuk 8 kelompok yang komoditinya
padi. Polybak disusun 3 baris dan memanjang kebelakang. Setiap polybag diberi
label masing – masing kelompok dan menurut perlakuannya masing – masing.
Kemudian biji padi ditanam sebanyak 3 biji tanaman dalam setiap polybagnya.
Penanaman yang telah berlangsung selama dua minggu, pemupukan juga dilakukan
bersamaan dengan pengukuran parameter tanaman sampai minggu ke 6.
Pemberian
pupuk terhadap tanaman berbeda jenis dan perlakuannya, sebagai berikut:
1. Kelompok
9 dijadikan sebagai control atau tanpa perlakuan (N0P0K0)
2. Kelompok
10 diberi hanya dengan pupuk Urea (N) (N1K0P0)
3. Kelompok
11 diberi hanya dengan pupuk TSP (P) (N0P1K0)
4. Kelompok
12 diberi hanya dengan pupuk KCl (K)
(N0P0K1)
5. Kelompok
13 diberi dengan pupuk Urea dan TSP (N1P1K0)
6. Kelompok
14 diberi dengan pupuk Urea dan KCl (N1P0K1)
7. Kelompok
15 diberi dengan pupuk TSP dan KCl
(N0P1K1)
8. Kelompok
16 diberi semua pupuk Urea, TSP, dan KCl (N1P1K1)
Tanaman
yang telah dibudidayakan selama 6 minggu kemudian dicabut untuk pengambilan
data berat tanaman (per sampel). Tanaman dan akar tanaman dipotong dan
ditimbang berat basahnya, begitu selanjutnya untuk setiap tanaman. Setelah
tanaman ditimbang masukkan kedalam oven selama 24 jam untuk mancari berat
kering tanaman.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil
pengamatan pada pelaksanaan praktikum tersebut ditunjukkan pada table berikut:
TABEL DATA TANAMAN PADI
Tabel
1 hasil tinggi tanaman padi
Perlakuan pupuk
|
Tinggi tanaman
|
Npk0
|
18.367 d
|
Npk1
|
46.000 a
|
Npk2
|
43.033 ab
|
Npk3
|
42.667 ab
|
Npk4
|
32.800 bc
|
Npk5
|
36.233 abc
|
Npk6
|
24.567 cd
|
Npk7
|
37.90 ab
|
Angka-angka yang diikuti oleh huruf
kecil yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata menurut uji DNMRT
pada taraf 5%
Tabel 2 hasil
jumlah daun pada tanaman padi
Perlakuan pupuk
|
Jumlah daun
|
Npk0
|
6.33 a
|
Npk1
|
5.33 a
|
Npk2
|
1133 a
|
Npk3
|
8.00 a
|
Npk4
|
8.00 a
|
Npk5
|
8.00 a
|
Npk6
|
6.33 a
|
Npk7
|
6.33 a
|
Angka-angka yang diikuti oleh huruf
kecil yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata menurut uji DNMRT
pada taraf 5%
4.2 Pembahasan
Pada
tabel tinggi tanaman tersebut menunjukkan bahwa semua perlakuan mulai dari yang
control (N0P0K0) sampai N1P1K1 memiliki tinggi tanaman yang berbeda dengan
perlakuan yang lainnya. Namun pertumbuhan tinggi tanaman tidak sesuai dengan
teorinya, yakni seharusnya yang diberi perlakuan N1P1K1 lah yang paling tinggi
ternyata justru perlakuan N1P0K0 yang paling tinggi pertambahan tanamannya.
Kemungkinan hal ini dikarenakan adanya factor – factor yang menyebabkan
tersedianya unsur hara yang kurang cukup ataupun seimbang dalam pemberiannya.
Salah
satu faktor yang menunjang tanaman untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal
adalah ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang cukup di dalam tanah. Jika
pasir tidak dapat menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman, maka
pemberian pupuk perlu dilakukan secara tepat dan berkala untuk memenuhi
kekurangan tersebut. Setiap jenis unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman,
tentunya memiliki fungsi, kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam
memberikan unsur hara pada tanaman tentunya sangat penting dijaga keseimbangan
dan pengaturan kadar pemberian unsur hara tersebut, sebab jika kelebihan dalam
pemberiannya akan tidak baik dampaknya, demikian pula halnya jika yang
diberikan tersebut kurang dari takaran yang semestinya diberikan. Efisiensi
pemupukan dan pemupukan yang berimbang dapat dilakukan apabila memperhatikan
status dan dinamika hara dalam tanah serta kebutuhan hara bagi tanaman untuk
mencapai pertumbuhan optimum.
Dari table 2 jumlah daun tanaman menunjukkan
bahwa yang terbanyak terdapat pada perlakuan pada perlakuan P15 dan P16 lebih
tinggi dari perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa unsur hara yang paling
banyak diserap tanaman adalah pada perlakuan N0P1K0. Banyaknya jumlah daun juga menunjukkan
perbedaan banyaknya anakan yang muncul pada masing-masing perlakuan yang
diwakilkan dengan penghitungan daunnya.
Beberapa perlakuan juga menunjukkan
adanya gejala defisiensi atau kekurangan unsur hara, yang menyebabkan adanya
tanaman yang mati. Gejala defisiensi hara tersebut kemungkinan dikarenakan
kurangnya hara yang dibutukan pada beberapa perlakuan dan kurangnya penyiraman.
Selain itu, gejala defisiensi tersebut juga kemungkinan karena pemupukan
dilakukan hanya dua kali, sehingga hara yang ada tersebut tidak mencukupi dalam
proses metabolisme tanaman tersebut karena sifat pupuk yang higroskopis apalagi
diberi pada media pasir yang system aerase dan drainasenya yang tinggi.
Sementara pada perlakuan (N0P0K0) yang
merupakan kontrol memiliki pertumbuhan yang paling rendah rendah dibandingkan
dengan perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan tidak adanya hara yang
ditambahkan. Namun, hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman padi tersebut
masih dapat mengalami pertumbuhan dan memunculkan anakan.
V.PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan
pelaksanaan praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan
pasir sebagai media tanam padi masih dapat dilakukan tetapi membutuhkan
penambahan unsur hara mikro tertentu.
2. Perlakuan
N1P1K1 tidak menunjukkan pertumbuhan tanaman yang paling optimum dibandingkan
dengan perlakuan lainnya karena adanya kesalahan dalam pemberian pupuk atau
factor – factor yang lainnya.
3. Unsur
hara tertentu memiliki fungsi masing-masing pada tanaman, dan apabila kurang
tersedia tanaman akan menunjukkan gejala defisiensi hara tersebut.
4. Perlakuan
N0P0K0 sebagai kontrol memiliki pertumbuhan tanaman paling minimum karena tidak
adanya penambahan hara.
5.2.Saran
Pemberian
pupuk yang mengandung hara N, P, dan K dianjurkan untuk mendapatkan pertumbuhan
tanaman padi yang optimum dan untuk menghindari gejala defisiensi yang timbul.
Sementara pada pelaksanaan praktikum sebaiknya pemupukan tidak dilakukan hanya
2 kali, untuk menghindari adanya tanaman yang cepat mati akibat defisiensi
unsur hara.
DAFTAR PUSTAKA
Acehpedia. 2010. Fungsi Unsur
Hara. http://acehpedia.org/Fungsi_Unsur_Hara.
Diakses pada 18 Mei 2012.
Anonim. 2009. Fungsi Unsur Hara. http://acehpedia.org/Fungsi_Unsur_Hara.
http://acehpedia.org/Fungsi_Unsur_Hara.
Diakses pada 18 Mei 2012.
Anonim. 2009. Padi.http://Wikipedia padi.org/ (Diakses pada tanggal 18 Mei 2012).
Kadarwati, T, F. 2006. Pemupukan
Rasional dalam Upaya Peningkatan Produktivitas Kapas. Malang: Balai Penelitian Tanaman Tembakau
dan Serat. Jurnal Perspektif. Volume 5 (2) : 59 – 70.
Handiri. 2010. Ketersediaan Dan
Siklus Hara Nitrogen Serta Cara Untuk
Mempertahankannya. http://handiri.wordpress.com/2010/10/25/ketersediaan-dan-siklus-hara-nitrogen-serta-cara-untuk-mempertahankannya/
(Diakses pada tanggal 18 Mei 2012).
Ruhnayat, Agus. 2007. Penentuan Kebutuhan Pokok Unsur Hara N, P, K untuk Pertumbuhan Tanaman
Panili (Vanilla planifolia Andrews). Jakarta: Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Buletin Littro.
Volume 18 (1) : 49 – 59.
Ruskandi, 1996. Tingkat Dosis
Pupuk dalam Upaya Peningkatan Produktivitas Kapas. Malang: Balai Penelitian
Tanaman Tembakau dan Serat. Jurnal perspektif. Volume 6(1) : 22 - 34
Suyamto dan Z. Arifin. 2002. Bio-teknologi
pupuk organik. Sidoarjo: Universitas Muhamadiyah, Sidoarjo.
Soebiham. 1996. Prinsip – Prinsip Dasar
Uji Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Wijanarko, A dan Taufiq, A. 2008. Kalibrasi P pada Tanaman Kacang Tanah di Tanah Ultisol. Malang:
Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.
Jurnal Agrivigor. Volume 7
(3) : 272 – 281.
Winarso, S. 2003. Kesuburan Tanah Dasar
Kesehatan Dan Kualitas Tanah. Jember: Gava
Media.
Yukamgo, E. dan Yuwono, W, N. 2007. Peran silikon sebagai unsur bermanfaat pada Tanaman Tebu.
Yogyakarta: UGM. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. Volume 7 (2) : 103-116.
Perhitungan Kebutuhan Pupuk Pada Tanaman Padi
Dik : Berat
Pasir : 7 Kg
Berat Jenis Tanah : 2 x 106
Dosis Anjuran Urea : 250
kg/ha
Dosis Anjuran TSP : 100
kg/ha
Dosis Anjuran KCl : 100
kg/ha
Dit : Berapa kebutuhan pupuk/polybag…………?
Jawab :
Kebutuhan pupuk Urea
=
=
=
= 700 x 10-6 kg/ polibag
= 700 x 10-6 x 103 g/ polibag
= 700 x 10-3 g/ polybag
Kebutuhan pupuk TSP
=
=
=
= 3,5 x 10-4 kg/ polibag
= 3,5 x 10-4 x 103 g/ polibag
= 0,35 g/ polibag
Kebutuhan pupuk KCl
=
=
=
= 2,1 x 10-4 kg/ polibag
= 2,1 x 10-4 x 103 g/ polibag
= 0,21 g/ polibag
Data
SASS tanaman padi
The
SAS System 21:37 Thursday,
June 7, 2014 1
The
ANOVA Procedure
Class
Level Information
Class Levels Values
npk 8 npk0 npk1 npk2 npk3 npk4 npk5 npk6 npk7
Number of
Observations Read 24
Number of
Observations Used 24
The
SAS System 21:37 Thursday,
June 7, 2014 2
The
ANOVA Procedure
Dependent Variable: tt
Sum of
Source DF Squares Mean Square F Value
Pr > F
Model 7 1932.896250 276.128036 6.29
0.0012
Error 16 702.493333 43.905833
Corrected Total 23 2635.389583
R-Square Coeff Var Root MSE tt Mean
0.733439 18.82651 6.626148 35.19583
Source DF Anova SS Mean Square F Value
Pr > F
npk 7 1932.896250 276.128036 6.29
0.0012
The
SAS System 21:37 Thursday, June 7, 2014 3
The
ANOVA Procedure
Dependent Variable: jd
Sum of
Source DF Squares Mean Square F Value
Pr > F
Model 7 112.6250000 16.0892857 1.67
0.1865
Error 16 154.0000000 9.6250000
Corrected Total 23 266.6250000
R-Square Coeff Var Root MSE jd Mean
0.422410 39.39579 3.102418 7.875000
Source DF Anova SS Mean Square F Value
Pr > F
npk 7 112.6250000 16.0892857 1.67
0.1865
The
SAS System 21:37 Thursday,
June 7, 2014 4
The
ANOVA Procedure
Duncan's
Multiple Range Test for tt
NOTE: This test controls the Type I comparisonwise error rate, not the
experimentwise error rate.
Alpha 0.05
Error Degrees of
Freedom 16
Error Mean
Square 43.90583
Number of Means 2 3 4 5 6 7 8
Critical Range 11.47 12.03
12.38 12.61 12.79
12.92 13.01
Means with the same
letter are not significantly different.
Duncan Grouping Mean N
npk
A 46.000 3
npk1
A
B A 43.033 3
npk2
B A
B A 42.667 3
npk3
B A
B A 37.900 3
npk7
B A
B A
C 36.233 3
npk5
B C
B C 32.800 3
npk4
C
D C
24.567 3 npk6
D
D 18.367 3
npk0
The
SAS System 21:37 Thursday,
June 7, 2014 5
The
ANOVA Procedure
Duncan's Multiple
Range Test for jd
NOTE: This test controls the Type I comparisonwise error rate, not the
experimentwise error rate.
Alpha 0.05
Error Degrees of Freedom 16
Error Mean
Square 9.625
Number of Means 2 3 4 5 6 7 8
Critical Range 5.370 5.631
5.794 5.906 5.987
6.048 6.093
Means with the same
letter are not significantly different.
Duncan Grouping Mean N
npk
A 11.333 3
npk4
A
A 11.333 3
npk2
A
A 8.000 3
npk5
A
A 8.000 3
npk3
A
A 6.333 3
npk0
A
A 6.333 3
npk7
A
A 6.333 3
npk6
A
A 5.333 3
npk1
Tabel anova
tinggi tanaman padi
Sk
|
db
|
Jk
|
Kt
|
F
hit
|
F
tab
|
Npk
|
7
|
1932.89
|
276.12
|
6.29
|
0.0012
|
Galat
|
16
|
702.49
|
43.90
|
|
|
Total
|
23
|
2635.38
|
|
|
|
Kk= 18.82%
Tabel anova
jumlah daun padi
Sk
|
db
|
Jk
|
Kt
|
F
hit
|
F
tab
|
Npk
|
7
|
112.62
|
16.08
|
1.67
|
0.18
|
Galat
|
16
|
154.00
|
9.62
|
|
|
Total
|
23
|
266.62
|
|
|
|
Kk= 39,39 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar